Berlin (ANTARA News) - FIFA bisa belajar dari pengalaman skandal suap Komite Internasional Olimpiade (IOC) agar sukses mengembalikan reputasinya akibat skandal korupsi terbesar yang terjadi di dunia sepak bola.

Rabu lalu para jaksa AS mengajukan dakwaan yang menuduh sembilan pejabat FIFA, termasuk dua Wakil Presiden FIFA, dan lima eksekutif media dan promosi olah raga ini terlibat suap senilai 150 juta dolar AS dalam kurun 24 tahun.

IOC berhasil mengatasi skandal korupsinya sendiri pada 1998 ketika tudingan suap di balik pemberian hak tuan rumah kepada Salt Lake City pada Olimpiade Musim Dingin 2002 menuai perubahan dalam gerakan Olimpiade.

Skandal olimpiade bernilai jutaan dolar AS, setelah bertahun-tahun ada kecurigaan terhadap cara pemberian hak tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade, terkuak setelah anggota IOC dari Swiss, Marc Hodler, mengungkap korupsi yang akut di antara para anggota IOC.

Beberapa anggota menjual suaranya kepada Salt Lake City dengan ganjaran beasiswa universitas, biaya kuliah, liburan musim dingin dan suap uang tunai.

Skandal itu memicu investigasi di dalam IOC dan Amerika Serikat serta sangat merusak kredibilitas IOC.

Setelah diawasi ketat publik, IOC mengambil langkah, dengan memecat sepuluh anggotanya atau memaksa mereka mengundurkan diri, sedangkan 10 lainnya dipenalti yang disebut presiden IOC saat itu Juan Antonio Samaranch sebagai "momen terburuk".

Sejak itu IOC mengawasi ketat tender, melarang anggota mengunjungi kota-kota calon tuan rumah Olimpiade kecuali mereka menjadi bagian dari komisi evaluasi resmi.

Kota-kota yang ikut tender juga memiliki akses kepada siapa para anggota memberikan suara selama proses kampanye dua tahun ketuanrumahan Olimpiade.

Presiden bersih

Pemilihan Jacques Rogge, menyusul skandal Salt Lake City, untuk menggantikan Samaranch pada 2001 telah memperkuat lagi citra IOC yang berusaha menempuh awal baru yang bersih. Samaranch saat itu memutuskan tidak mencalonkan diri lagi.

Kini Presiden IOC hanya boleh menjabat maksimum 12 tahun, sebaliknya Samaranch menjabat selama 21 tahun.

Presiden FIFA Sepp Blatter telah menjabat posisinya itu sejak 1998 dan tengah memburu masa jabatan kelimanya Jumat ini ketika usianya sudah 79 tahun.

Para bos Olimpiade telah menerapkan aturan batas maksimal umur 70 tahun untuk anggota IOC karena mereka ingin mengubah persepsi bahwa organisasi mereka dianggap klub berisi orang tua-orang tua eksklusif.

Dalam beberapa tahun terakhir peran atlet juga semakin dipentingkan, dengan tiga dari enam calon presiden IOC pada 2013 adalah mantan atlet Olimpiade. Presiden IOC saat ini, Thomas Bach, adalah mantan juara anggar Olimpiade.

IOC juga terus mengadaptasi serangkaian reformasi tahun lalu yang bertujuan membuat lembaga ini lebih transparan, selain menekan kemungkinan korupsi dengan mengurangi permintaan venue-venue baru untuk tuan rumah Olimpiade di masa mendatang.

Penguatan Prinsip 6 mereka melawan segala bentuk diskriminasi seksual akan menghindari terulangnya kritik setelah Rusia mengadopsi UU propaganda anti-homoseksual menjelang Olimpiade Musim Dingin  2014 di Sochi.

"Tahun-tahun lalu banyak orang yang menanyai saya mengapa ada hasrat untuk melakukan perubahan. Jawaban saya adalah bahwa kini ktia pada posisi mendorong diri kita sendiri dari pada didorong," kata Bach akhir tahun lalu.

Banyak yang bilang IOC masih jauh dari sempurna karena sekelompok anggota yang tak dipilih malah mengelola olah raga tanpa diawasi siapa pun. Tapi kondisi itu jauh lebih bersih dibandingan dengan era Samaranch pada 1980-an dan 1990-an, demikian Reuters.   

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015