Paris (ANTARA News) - Para penyelidik kecelakaan transportasi Prancis telah membuka penyelidikan terhadap sebuah peristiwa yang nyaris berujung kecelakaan yang terjadi pada sebuah pesawat Boeing 777 milik Air France yang hampir menabrak gunung tertinggi di Afrika Tengah saat membawa 37 orang di dalamnya.

Alarm "penarik" otomatis mati ketika pesawat rute Malabo, ibu kota Guinea Equatorial, ke Douala di Kamerun, pada 2 Mei, menyimpang dari rute aslinya untuk menghindari badai, kata penyelidik kecelakaan BEA.

Manuver itu membuat pesawat mengarah untuk menabrak Gunung Kamerun (4.040 meter), sebelum alarm berbunyi sehingga pilot mengarahkan lagi pesawat untuk menghindarkan gunung itu.

Tidak ada satu pun yang terluka, sedangkan pesawat meneruskan penerbangan tanpa gangguan apa-apa.

Air France membenarkan insiden itu dan menegaskan akan mengadakan penyelidikan internal untuk itu.

"Satu rute untuk menghindari badai membuat pesawat itu bergerak ke sisi Gunung Kamerun," kata para penyelidik seperti dikutip AFP.

EGPWS (sistem peringatan kedekatan tanah/enhanced ground proximity warning system) di kokpit pesawat mati dan "pilot segera menjawab dengan mengeksekusi manuver yang sesuai," kata Air France.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015