Meskipun sudah nol persen bea masuknya, bukan berarti produk kita mudah masuk ke sana. Apalagi Jepang, mereka sangat selektif, terlebih soal makanan,"
Jakarta (ANTARA News) - Produk-produk Indonesia kerap sulit masuk ke Negara Sakura Jepang, meskipun Jepang telah memberikan fasilitas bea masuk nol persen untuk produk Indonesia melalui Kesepakatan Kerja sama Ekonomi Indonesia-Jepang.

"Meskipun sudah nol persen bea masuknya, bukan berarti produk kita mudah masuk ke sana. Apalagi Jepang, mereka sangat selektif, terlebih soal makanan," ujar Sesditjen Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Riris Marhadi di Jakarta, Selasa.

Riris mengatakan, Jepang menerapkan rintangan non tarif atau "non tariff barrier", yang membuat produk Indonesia sulit masuk ke Jepang, seperti standar kandungan kimia dan isu lingkungan.

Menurutnya, non tariff barrier memang diberlakukan di beberapa negara untuk menekan banjirnya produk dari luar negara yang bersangkutan, misalnya Eropa yang memberlakukan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).

Untuk itu, lanjut Riris, Indonesia tengah mengkaji beberapa hal terkait non tariff barier agar dapat diterapkan, sehingga mampu membendung produk dari luar, meskipun bea masuknya sudah nol persen.

"Oleh karena itu, kami harus berunding. Diharapkan Indonesia juga ada itu (non tariff barrier) agar produk mereka juga tidak mudah masuk ke tanah air. Kami mempersiapkan itu," kata Riris.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015